Liputan6.com, Jakarta.
Presiden Joko Widodo menghadiri dan membuka acara Konferensi Internasional Keluarga Berencana (International Conference on Family Planning/ICFP ) di Nusa Dua, Bali (25/1/2016). Dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan pentingnya agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah diratifikasi oleh para pemimpin dunia pada November 2015 di PBB.
"Tujuan pembangunan tersebut telah menyatukan kita secara global. Untuk mencapai tujuan global itu, kita harus melakukan tindakan dan program aksi yang bersifat lokal sampai ke kampung-kampung, sampai ke desa-desa," ujar Jokowi melalui Tim Komunikasi Presiden, Senin, (25/1/2016).
Untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan ekonomi di tiap negara, investasi pada Keluarga Berencana mutlak untuk dilakukan. "Sekali lagi investasi pada Keluarga Berencana adalah mutlak. Stigma pada perempuan, diskriminasi bahkan kekerasan pada perempuan juga harus diakhiri," ucap Jokowi.
Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo berharap, dalam forum ICFP ini, dibahas landasan-landasan utama untuk mewujudkan visi membangun planet 2030 yang telah disepakati oleh para pemimpin dunia.
Sebagai langkah awal, kata Presiden, perlu dipastikan mengenai akses pelayanan dan alat-alat keluarga berencana. "Sehingga para ibu semakin bijak dan berdaya untuk menentukan kapan mereka akan mempunyai anak. Juga kelahiran yang aman sehingga ibu dan bayi mempunyai kesempatan terbaik untuk hidup sehat," ujar Presiden.
Keluarga Berencana Tentukan Kesehatan Generasi Mendatang
Di awal sambutannya, Presiden mengingatkan generasi yang berkualitas, berkarakter, dan berbudi pekerti luhur, hanya dapat dilahirkan oleh ibu yang sehat, anak yang sehat dan berasal dari keluarga yang sehat dan sejahtera. Oleh sebab itu, Keluarga Berencana menjadi sangat penting.
"Keluarga Berencana menjadi investasi strategis untuk memastikan kesehatan generasi masa depan, untuk memastikan tercapainya tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan dan untuk mencapai keamanan global, serta kemakmuran dunia," ucap Presiden.
Presiden menyadari bahwa kemajuan yang dicapai dalam Keluarga Berencana di dunia saat ini adalah berkat kerja keras, ketekunan, dan kepemimpinan orang-orang tulus, termasuk mereka yang hadir pada konferensi internasional ini. "Indonesia merasa terhormat menjadi tuan rumah International Conference on Family Planning (ICFP) sekarang ini dan merasa bangga atas kehadiran Saudara-saudara," kata Jokowi.
Pemerintah, menurut Jokowi saat ini tengah bekerja untuk merevitalisasi program Keluarga Berencana. Jokowi mengatakan tantangan dan tanggungjawab yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Indonesia ke depan akan semakin besar.
"Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2020-2030. dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak," ucapnya.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, pemerintah Indonesia selalu mendorong program aksi yang bersifat lokal dengan melibatkan partisipasi warga. "Kami menggunakan pendekatan Kampung Keluarga Berencana di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan program Keluarga Berencana," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selain itu, Kampung Keluarga Berencana dapat meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang. Selama ini penggunaan alat kontrasepsi hanya digunakan untuk jangka pendek seperti pil dan suntik. "Ini kerap lupa sehingga angka putus Keluarga Berencana menjadi meningkat. Program kesehatan yang dijalankan pemerintah juga mencakup biaya keluarga berencana yang terjangkau atau bahkan gratis untuk pasangan KB," ucap Presiden.
Sebagai gambaran dalam isu kependudukan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2014-20015, 1,32 persen. Artinya, per tahun penduduk Indonesia tumbuh sekitar 3 juta jiwa. Rata-rata tingkat kelahiran per perempuan 2010-2015 sebanyak 2,4 anak/perempuan atau per perempuan memiliki 2 sampai dengan 3 anak.